Beton Masa Depan
Besi dan beton sejak lama menjadi tulang punggung peradaban manusia. Kini ilmuwan di Universitas Teknik Dresden menemukan solusi konstruksi yang lebih baik, yakni dengan mencampurkan beton dan tekstil, inilah beton masa depan.
Beton Masa Depan Sebagai Solusi
Serat diekstrak dari karbon. Diameternya hanya 5 mikrometer, 10 kali lebih tipis dari rambut manusia. Serat lalu diproses pada lebih dari 230 kumparan pada alat tenun raksasa. “Serat karbon sangat lunak. Tidak bisa dimasukkan dalam beton begitu saja. Karena itu harus diolah pada mesin tekstil dan diberi lapisan sehingga menjadi kaku. Arah kekuatan serat juga bisa disesuaikan agar bisa bekerja secara optimal di dalam beton.”
Sekitar 50.000 serat dipintal menjadi benang dan diproses pada alat tenun otomatis supaya menghasilkan anyaman serat karbon. Inilah yang kemudian menjadi tulangan tekstil pada bagian dalam beton. Agar lebih kuat lagi, anyaman serat diberi pelapis yang tujuannnya memberi stabilitas. Setelah diproses selama 15 menit, anyaman mengeras dan bisa dipotong.
Jejaring karbon dipasang, kemudian dilapisi beton tipis. Lapisan beton tekstil yang sudah selesai harus dibiarkan mengeras selama 24 jam. Curbach: “Dengan penggunaan material lebih ringan, kami membutuhkan lebih sedikit energi. Dan emisi CO2 saat produksi lebih sedikit.”
Lihat juga kebutuhan beton U ditch
Pengetahuan penting tentang beton tekstil yang kelak bisa dimanfaatkan oleh arsitek dan insinyur sipil, hanya bisa diperoleh dengan bantuan crash test di laboratorium.
Imuwan menguji ketahanan beban balok penopang yang terbuat dari beton tekstil, hingga batas maksimal. Tekanan terus meningkat. Retakan pertama muncul. Tapi materi karbon di dalamnya bisa menahan tekanan luar biasa. Hasil uji beban menunjukkan beton tekstil 6 kali lebih kokoh dibanding beton bertulang baja.
Beton Masa Depan Masih Perlu Penyempurnaan
Walau demikian, ini tidak berarti materi baru tersebut tidak bisa rusak. “Untuk bisa membangun jembatan dari beton tekstil, kami harus membuat dua jembatan. Jembatan pertama diberi beban hingga retak, agar pengawas mengetahui ketahanannya. Seperti jembatan ini. Retakannya bisa terlihat dan kami hanya mereparasinya secara darurat dan dipamerkan disini”, tambah Curbach.
Ini jembatan kedua yang sudah disempurnakan. Pengetahuan dari laboratorium dan uji beban kini memungkinkan ilmuwan untuk merancang konstruksi lainnya.
Beton tekstil menjadi materi alternatif dalam pembuatan barang kebutuhan sehari-hari. Mahasiswa di kampus Dresden kini bisa bersantai pada perabotan yang dirancang secara ergonomis.
Curbach: “Sebenarnya beton adalah materi yang tidak lazim untuk produk interior. Beton tebal dan berat. Tapi berkat karbon, kami bisa membuat beton yang sangat tipis. Kami bisa memproduksi kerangka yang lebih tipis, sehingga bisa menjadi perabotan seperti kursi atau meja.”
Beton tekstil memungkinkan para insinyur dan desainer untuk mengekspresikan diri dalam bentuk baru. Boleh jadi di masa depan mahakarya arsitektur akan terbuat dari beton tekstil yang tipis dan sangat kokoh.
sumber: www.dw.com
Disini Kami hadir sebagai penyedia dan pemasok berbagai jenis kebutuhan beton, baik itu ready mix maupun beton precast