Terapan

Jenis Slump Beton dan Kerucut Abram Untuk Pengujian Nilai Workabilitas

Jenis Slump Beton dan Kerucut Abram Untuk Pengujian Nilai Workabilitas

Pengertian Kerucut Abram

Kerucut abrams adalah alat yang digunakan sebagai pengukur nilai slump dan passing ability pada SCC. Selain itu, terdapat jenis slump berdasarkan cara penentuan nilai, tata cara pengujian, peraturan mengenai peralatan dalam proses pengujian dan penggunaan kerucut abrams pada pengujian J ring.

Kemudahan dalam pengerjaan atau workability dapat dikakukan pemeriksaan dengan cara menguji slump sesuai standar SNI 03-1972-1990. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk kerucut dengan bahan baja seperti terpancung yang dikenal sebagai kerucut abrams.

Ukuran dimensi pada kerucut memiliki diameter 10 sentimeter. Sedangkan, ukuran bagian bawahnya berkisar 20 sentimeter dan tingginya mencapai 30 sentimeter. Penggunaan kerucut terdapat kelengkapan pegangan yang berfungsi sebagai pengangkat kerucut apabila sudah penuh lalu dipadatkan dengan beton mentah atau segar.

Jenis Slump Berdasarkan Cara Penentuan Nilai Kerucut Abram

Proses penentuan nilai menjadikan slump dapat digolongkan 3 jenis. Beberapa diantaranya sebagai berikut :

Slump Sejati atau Slump Sebenarnya

Jenis slump ini turunan umum maupun seragam tanpa perlu adanya pengadukan beton pecah. Hal tersebut menjadikan slump ini lebih dikenal sebagai slump sejati atau sebenarnya.

Cara menentukan nilai dari slump sebenarnya dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran penurunan mnimum berasal dari puncak kerucut.

Slump Geser

Slump ini dikatakan mengalami pergeseran karena disebabkan setengah dari puncaknya terjatuh atau tergelincir menuju ke bawah pada bidang yang miring.

Cara penentuan nilai dari slump geser dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan melakukan pengukuran penrunan minimum dan cara kedua berasal dari penurunan rata-rata yang berasal dari puncak kerucut.

Slump Runtuh

Jenis slump ini disebabkan adanya kerucukan adukan pada beton mengalami keruntuhan atau runtuh secara total. Hal ini dikarenakan pengadukan beton menghasilkan adukan beton sangat cair. Cara mengambil nilai slump dilakukan dengan melakukan pengukuran pada penurunan minimal berasal dari puncak kerucut.

Baca juga:

Harga Tutup U Ditch

Nilai slump merupakan nilai yang didapatkan berasal dari hasil pengujian slump. Cara pengujian beton segar dapat dilakukan pengisian ke dalam kerucut abrams.

Setelah itu, kerucut abrams dilakukan penarikan menuju ke atas. Hal ini membuat beton segar dapat mengalami penurunan. Nilai besaran penurunan pada beton segar sendiri dikenal sebagai nilai slump. Apabila nilai slump semakin besar maka beton segar yang diaduk atau dihasilkan makin encer.

Baca juga:

Harga U Ditch

Tata Cara Pengujian dengan Kerucut Abrams

Pengujian slump dengan menggunakan alat kerucut merupakan tata cara maupun prosedur paling tua dan sering digunakan di Indonesia maupun dunia. Penentuan nilai slump ini sesuai dengan standar ASTM C-143. Proses pengujian membutuhkan beberapa peralatan. Beberapa diantaranya meliputi:

  1. Corong Baja
    Penggunaan corong yang terbuat dari bahan baja dengan bentuk mirip konus berlubang di kedua ujung. Ukuran diameter corong berkisar 20 cm. Sedangkan bagian atas mengecil dengan ukuran diameter berkisar 10 cm dan dimensi tingginya 30 cm.
    Sisinya yang berhadapan memiliki pegangan. Fungsi pegangan tersebut dijadikan sebagai pegangan tangan untuk menaikkan konus.
  2. Tongkat Baja
    Ukuran dimensi diameter pada tongkat yang terbuat dari baja ini berkisar 60 cm. Ujung pada tongkat memiliki bentuk mirip setengah bulat atau hemispherical.
    Fungsinya yaitu digunakan sebagai alat pemadat pada adukan beton yang sudah dimasukkan pada kerucut abrams.
Cara Test Slump Beton

Tahapan dalam Proses Pengujain Slump

Penentuan nilai slump dapat dipakai batang logam, kerucut abrams dan plat logam sebagai dasaran atau alas saat melakukan pengujian. penggunaan kerucut ini memiliki bentuk mirip kerucut dengan ujungnya tidak meruncing. Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengujain slump. Tahapan tersebut meliputi:

Pengisian beton ke dalam Kerucut Abrams

Pengisian beton segar dilakukan sebanyak 1/3 dari kerucut abrams dengan menggunakan adonan beton. Setelah itu, Anda perlu melakukan pemadatan dengan penusukan adonan tersebut dengan menggunakan batang logam.

Proses penusukan dilakukan dengan menggunakan batang logam yang dibuat menjadi sedikit miring sesuai dengan dinding cetakan. Setelah itu, dilakukan penusukan sebanyak 25 hingga 30 kali. Saat melakukan penusukan usahakan besi pasti mencapai dasar.

Pengisian adoanan kedua

Pengisian dilakukan kedua kalinya dengan pengisian sebanyak 1/3 bagian dengan menggunakan adonan beton sebelumnya. Cara dan pengerjaan yang dilakukan sama perisis dengan langkah pertama. Caranya yaitu dengan memadatkan adonan dan dilakukan penusukan sebanyak 25-30 kali. Jangan lupa memastikan tusukan besi mencapai dasar.

  • Pengisian adonan ketiga
    Pengisian 1/3 adonan terakhir dengan menggunakan yang sama dengan sebelumnya. Perlakukan dilakukan sama persis.
  • Pelaksanaan pengujian
    Apabila kerucut sudah penuh maka harus dilakukan dengan cara perataan pada permukaan benda yang diujikan. Lalu, kerucut abrams yang sudah terisi dilakukan pengangkayan secara vertikal secara perlahan.
  • Pengukuran nilai
    Penentuan nilai ukur slump dilakukan dengan cara membalikkan corong berada di samping benda yang diujikan. Cara yang dapat dilakukan dengan membandingkan tingat perbedaan ketinggian diantara kerucut abrams dan benda uji.
    Apabila nilai slump sesuai standar kebutuhan. Maka adonan beton segar dapat dipakai untuk kebutuhan konstruksi.

Baca juga:

Harga Ready Mix

Peraturan Kelengkapan Alat Uji Slump selain Kerucut Abrams

Proses pengambilan nilai ukur slump dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia dan PBI. Hal ini dilakukan agar hasil adukan beton dapat dipakai dengan kualitas baik. Selain itu, aplikasinya dapat menghasilkan perkerasan beton yang tahan lama.. Berikut peralatan yang dibutuhkan sesuai aturan :

  1. Berdasarkan PBI 1971 N.I.-2
    Pengujian slump berdasarkan peraturan ini harus dilakukan dengan menggunakan peralatan sebagai berikut kerucut abrams, batang besi penusuk dan alas. Dimensi pada kerucut terpancung memiliki diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tingginya mencapai 30 cm.
    Sedangkan ukuran batang besi memiliki ukuran diameter 16 mm, panjang 60 cm dan ujungnya bulat. Penggunaan alas sesuai peraturan ini memiliki permukaan rata dan tidak mudah menyerap air.
  2. Berdasarkan SNI 1972:2008
    Proses pengukuran nilai slump pada beton segar sesuai peraturan ini membutuhkan beragam peralatan salah satunya, kerucut abrams. Ukuran dimensi pada kerucut terpancung dengan ujung atasnya maupun bawah terbuka, memiliki diameter atas mencapai 102 mm. Diameter bawah mencapai 203 mm, tinggi berkisar 305 mm dan ketebalan plat yang digunakan minimal berkisar 1,5 mm.

Baca juga:

Harga Besi Beton

Pengujian J Ring Menggunakan Kerucut Abrams

Pengujian ini memiliki tujuan untuk mendapakan passing ability pada SCC (self compacting self). Caranya adalah dengan melalui tulangan dengan ukuran diameter mencapai 10 mm dan jarak di setiap pertulangan memiliki ukuran 48 kurang lebih  2mm.

Pengujian ini membutuhkan beragam peralatan yang dibuat dari cincin baja dengan bukaan diameter mencapai 300 mm.

Selain itu, berbentuk segi empat dengan dimensi 30 mm x 25 mm. Segi empat tersebut dilubangi secara tegak lurus agar dapat memasang tulangan dengan ukuran diameter mencapai 10 mm dan panjangnya 100 mm.

Kerucut abrams memiliki ukuran diameter bagian atas 100 mm. Sedangkan, diameter bawahnya berkisar 200 mm serta tinggi mencapai 300 mm.

Dalam dunia konstruksi sendiri, ada berbagai istilah yang harus Anda ketahui termasuk kerucut abrams yang menjadi tolak ukur dari mutu beton. Penggunaannya sangat umum ditemui di dunia konstruksi dan bisa diaplikasikan oleh ahlinya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *