Teknologi Pengelasan dalam Konstruksi
Dalam dunia konstruksi, ada banyak teknologi yang dipakai dalam setiap prosesnya. Salah satunya ialah pengelasan dan teknologinya yang memiliki peran penting dalam proses konstruksi ini.
Terlebih, saat ini konstruksi dengan logam sangat marak digunakan dan dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus dalam pengerjaannya, bahasa lain untuk pengelasan yaitu Weld atau welding
Erat kaitannya pengelasan dengan produksi beton precast, antara lain pengelasan untuk pembesian akan struktur besi u ditch, box culvert, pagar panel dan lain sebagainya.
Beberapa contoh lain dalam proses kontruksi dimana proses pengelasan sangat dibutuhkan ialah untuk konstruksi jembatan, kapal, pembuatan saluran pipa, pembuatan sarana transportasi, rel kereta api, dan berbagai bangunan dengan rangka baja. Semua itu butuh teknik pengelasan dan teknologinya yang kini makin berkembang seiring dengan kebutuhan skill ini dalam dunia konstruksi.
Dalam proses pengelasan ini juga dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
- Prosedur pengelasan, meliputi: perancanaan dalam konstruksi serta penelitian sebelum konstruksi dimulai untuk menentukan semua hal yang diperlukan dalam pengerjaannya.
- Produksi pengelasan, meliputi: waktu pembuatan, prosesm alat dan bahan, urutan tata laksana yang tepat, persiapan pengelasna termasuk pemilihan mesin dan teknologi yang akan dipakai.
Klasifikasi proses pengelasan:
- Pengelasan cair: proses pengelasan ini melibatkan benda dan juga enerhi panas. Benda yang akan dilakukan penyambungan dipanaskan hingga menjadi cair dengan panas tertentu. Teknologi yang dipakai dalam pengelasan jenis ini ialah: las busur listrik dan juga gas.
- Pengelasan tekan: pengelasan dengan memanaskan benda yang akan dilas atau Setelah itu dilakuakn proses penekanan hingga sambungan bisa berdempet. Untuk proses yang satu ini, dibutuhkan tenaga dan kekuatan yang cukup untuk proses penekakanan sambungan agar merekat dengan sempurna.
- Pengelasan pematrian: seperti kedua teknik di atas, pada pematrian, juga mellibatkan energy panas. Pada pematrian, dibutuhkan tambahan bahan lain berupa logam atau campuran logam untuk melakukan penyambungan. Bahan logam ini akan melebur pada titik leburnya pda bahan logam yang akan disambungkan.
Dari ketiga teknik di atas, dalam pengelasan dan teknologinya yang paling banyak digunakan ialah pengelasan cair yang menggunakan las busur listrik. Teknologi ini ternyata memiliki 4 jenis yang berbeda, diantaranya adalah: alat busur listrik dengan elektroda terbungkus, las busur dengan gas, las busur tanpa gas, serta las busur dengan tipe rendam.
Proses pengelasan dengan teknologi tertentu ini nyatanya juga tidak lepas dari adanya cacat las. Proses penyambungan antara dua logam atau lebih ini juga erat dengan terjadinya cacat las yang akan mempengaruhi kualitas dari konstruksi. Cacat las ini ada beberapa macam, diantaranya:
- Retak pada las
Inilah cacat pada pengelasan dan teknologinya yang sering terjadi. Kategorinya ada dua, yaitu retak dingin dan panas. Untuk retak panas, ialah retak las yang terjadi pada suhu di atas 500 derajat celcius. Sedangkan retak dingin ialah retak las yang terjadi pada daerah las dengan suhu kurang dari 300 derajat celcius. Penyebabnya bisa meliputi:
- Jenis elektroda yang kurang tepat saat pemilihan
- Benda yang digunakan dalam pengelasan terbuat dari baja dengan karbon tinggi
- Pendinginan terlalu cepat yang dilakukan setelah proses pengelasan dilakukan
- Terlalu kakunya benda yang dilas
- Tidak seimbangnya pembagian panas pada bagian yang dilas.
- Terjadinya pengerukan pada las
Penggunaan teknik pengelasan dan teknologinya tak selalu sempurna. Bahkan kadang juga terjadi cacat berupa pengerukan. Kejadian ini menggambarkan benda kerja yang dalam proses pengelasan bisa termakan oleh las. Akibatnya bisa fatal, seperti berkurangnya kekuatan benada tadi untuk kepentingan konstruksi. Maka untuk menanggulanginya tak heran jika skill mengelas yang cukup sangat dibutuhkan.
Penyebab cacat las ini bisa meliputi:
- Arus listrik yang terlalu kuat
- Terlalu tingginya proses pengelasan
- Terlalu panjangnya busur nyala
- Tidak tepatnya ukuran elektroda saat pengelasan dilakukan
- Tidak teraturnya ayunan elektroda selama pengelasan
- Keropos
Selai kedua hal di atas, ada pula jenis cacat las berupa keropos. Hal ini sangat wajar terjadi karena logam juga bisa mengalami keropos jika tidak diperlakukan dengan benar sesuai dengan jenis dan kondisi lingkungannya.
Cacat dalam pengelasan dan teknologinya ini jika didiamkan bisa berakibat sangat fatal, yakni akan diikuti dengan adanya korosi pada konstruksi. Jika demikian, maka logam akan menjadi lebih rapuh hingga sangat membahayakan jika tidak segera diatasi.
Penyebab cacat las keropos ini ialah:
- Adanya busur pendek
- Terlalu cepatnya proses pengelasan
- Terlalu rendahnya proses pengelasan
- Kurangnya waktu pengisian
- Adanya kotoran pada benda kerja yang terlibat dalam proses pengelasan
- Adanya kesalahan dalam pemilihan elektroda saat proses pengelasan
- Penggerutan benda kerja dalam pengelasan
Semua benda logam memiliki sifat mudah memuai maupun mengkerut bila mengalami proses tertentu. Maka tak heran jika saat proses pengelasan dilakukan pada logam tertentu bisa mengalami yang namanya pengerutan.
Penyebab cacat las pengerutan ini ialah:
- Kurangnya pengisian saat pengelasan
- Pengkleman yang kurang tepat
- Adanya pemanasan yang berlebihan maupun pemasanasan yang kurang merata
- Urutan pengelasan kurang baik
- Kurang tepatnya penempatan bagian-bagian yang disambung
Sebelum penutup dari pembahasan ini, yang paling erat dalam pengelasan dan sudah pasti dilakukan yaitu pengelasan besi wiremesh, ya besi untuk kebutuhan pengeocoran baik itu dinding maupun lantai yang di guyur oleh ready mix.
Demikian, tadi beberapa pembahasan tentang cacat las pada proses pengelasan dan teknologinya yang sekarang makin berkembang. Meskipun dengan pemilihan mesin las tertentu, kecacatan bisa saja terjadi karena tidak sempurna proses kerja maupun banyak factor lainnya seperti yang diutarakan di atas.