Sirtu sebagai salah satu bahan bangunan yang banyak digunakan termasuk dalam pembetonan jalan yang dipakai sebagai pondasi lapisan bawah.
Sirtu menjadi istilah yang sangat akrab dalam berbagai proyek konstruksi. Sirtu sendiri merupakan pasir batu yang menjadi bagian dari agregat kasar. Karenanya, bentuknya berupa serpihan batu yang kasar dengan ukuran tertentu.
Material ini didapat dari alam atau artificial. Dengan campur tangan manusia dan teknologi. Maka batuan tersebut dapat diolah dan menjadi produk pasir batu. Kegunaannya dalam konstruksi sangat besar dan memiliki harga jual yang tinggi.
Tentang Pasir Batu (Sirtu)
Pasir umumya merupakana endapan aluvium. Hal ini berbeda dengan batuan yang merupakan hasil dari endapan lahar gunung berapi. Bentuknya berupa pasir batu dan lebih dikenal dengan sirtu.
Di Indonesia sendiri terdapat banyak lokasi dimana sirtu ini mudah ditemukan dan menjadi salah satu bahan galian dnegan prospek besar. Beberapa lokasi tersebut adalah di Garut, Banyuresmi, Tarogong, Cibatu, dan beberapa wilayah lain di nusantara.
Setiap daerah dan wilayah memilki ke khasan tersendiri untuk produk batu yang dihasilkan. Kondisi alam akan turut mempengaruhi jenis maupun warna dan kadar yang dikandung batu pasir. Saking banyaknya, ada jenis sirtu pantai maupun sirtu sungai.
Baca juga:
Jenis Sirdam
Sirtu sungai bisa dijumpai pada aliran sungai yang mengalir. Sedangkan sirtu pantai ini ditemukan di wilayah pantai dan tidak direkomendasikan untuk bahan bangunan.
Manfaat Sirtu Untuk Konstruksi Jalan Beton
Salah satu manfaat dari sirtu adalah digunakan pada konstruksi jalan beton. Sirtu menjadi material yang harus ada untuk lapisan pondasi bawah. Lapisan ini terdiri dari campuran 50% batu pecah dan juga 50% batu bulat. Lapisan ini disertai pula dengan pasir ber-gradasi dan proporsi tertentu yang kemudian ditempatkan di atas tanah dasar.
Umumnya, bahan yang dipakai pada jenis pondasi jalan beton ini adalah :
- Pasir
Pasir merupakan agregat halus. Cirinya adalah memiliki ukuran yang sangat halus, yakni 0,25 sampai dengan 4,75 mm. - Agregat
Agregat ini disebut juga dengan krikil yang bentuknya berupa batu pecahan dari alam maupun koral. Batu ini sangat keras sehingga untuk memecahkannya dibutuhkan mesin khusus.
Batu ini sangat kuat untuk menunjang fungsi pondasi lapisan bawah pada jalan beton. Ukuran batu pecah ini adalah maksimal 50 mm.
Baca juga:
Harga Box Culvert
Untuk menunjang semua pekerjaan di atas, maka dibutuhkan alat-alat khusus. Dalam konstruksi, berikut ini alat yang berhubungan dengan pemakaian sirtu pada berbagai macam pekerjaan, termasuk jalan beton, berupa: alat angkut dan juga kereta dorong.
Baca juga:
Harga Pagar Panel Beton
Sedangkan alat penghampar agregat bisa berupa mistra pelurus. Untuk alat pemadat yang digunakan bisa berupa mesin gilas maupun tamper dan timbris.
Sebelum sirtu diaplikasikan untuk jalan beton, maka dipersiapkan dulu tanah dasarnya. Pertama, dilakukan dulu pekerjaan untuk memperoleh elevasi dan kekuatan tanah dasar sesuai rencana. Tahap ini dilakukan dengan: pembersihan, pembentukan badan jalan, pemadatan badan jalan serta pemadatan tanah dasar.
Setelah tahap di atas, lalu dilakukan tahap penghamparan sirtu atau lapis pondasi agregat. Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penghamparan, dan yang tak kalah penting adalah pemadatan agregat.
Baca juga:
Harga Batu Split
Untuk jenis pekerjaan pemadatan sirtu maka akan lebih efisien jika memakai operasi penggilasan dengan 16 lintasan. Langkah ini dimulai dari tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan yang menggunakan arah memanjang.
Inilah contoh pengerjaan konstruksi dengan sirtu. Masih banyak lagi material konstruksi yang harus Anda tahu. Jika ingin mendapatkan berbagai material konstruksi maka pastikan Anda memperolehnya dari produsen terpercaya yang terdekat di kota Anda.