Mix design beton merupakan proses penentuan bahan yang digunakan dalam pembuatan beton dengan ukuran d setiap perbandingan bahan yang akan dicampur.
Mix design beton mempunyai aturan yang sudah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia 03-2834-1993. Definisi dari mix design sendiri merupakan proses pemilihan bahan beton yang tept dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah dipilih dengan pertimbangan syarat mutu.
Selain itu, kekuatan, ketahanan dan workability serta nilai ekonomisnya juga harus diperhitungkan.
Metode yang Digunakan pada Mix Design Beton
Metode dalam perencanaan mix design yang sesuai dengan kebutuhan diharapkan bisa memberikan hasil campuran beton yang sudah memenuhi syarat kualitas dan nilai ekonomi tinggi. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam metode perencanaan dan perancangan campuran beton diantaranya sebagai berikut :
Trial and Error ( Coba-coba)
Cara ini biasa dilakukan di laboratorium dengan membuat percampuran atau kombinasi bahan pembuat beton dengan perbandingan dan ukuran bahan penyusun berbeda. Hal ini akan memperoleh hasil komposisi dengan workability spesifik.
Fineness Modulus Method
Metode ini berasal dari Profesor Duff Abram dengan membandingkan bahan penyusun pada dengan menggunakan tabel perbandingan yang sudah dibuat oleh beliau.
Cara DOE atau Departement of Environment
Metode yang digunakan dalam menentukan campuran bahan beton berasal dari negara Inggris. Pada dasarnya memanfaatkan dasaran kuat tekan pada beton dengan ukuran berkisar 15 x 15 x 15 cm.
Cara ACI atau American Concrete Institute
Penggunaan metode ini sudah banyak digunakan di berbagai tempat di dunia. Metode perancangan mix design beton ini berasal dari Amerika Serikat. Metode yang digunakan didasarkan atas kuat tekan beton berbentuk silinder. Ukuran dimensi diameter mencapai 15 cm dan tinggi hingga 30 cm.
Cara Hight Strength Concrete
Penggunaan metode mix design dapat dilakukan menggunakan Hight Strength Concrete. Metode ini ditemukan dan diperkenalkan oleh Shacklock. Metode ini dipakai untuk kualitas beton bermutu tinggi. ukurannya lebih dari K350 kilogram per meter persegi.
Metode perancangan dan perencanaan mix design yang digunakan di Indonesia adalah metode ACI atau American Concrete Institute dan Cara DOE atau Departemen of Environment. Sebenarnya Indonesia mempunyai standar sendiri yaitu SNI 03-2834-1993.
Baca juga: Harga Box Culvert
Perencanaan Mix Design Beton
Perencanaan dalam menentukan campuran beton biasa dilakukan untuk menentukan komposisi atau ukuran perbandingan yang sesuai untuk bahan penyusun campuran beton. Beberapa bahan tersebut diantaranya, berat semen, tiap-tiap agregat dan ukuran berat air yang dibutuhkan untuk memenuhi kekuatan beton yang sesuai.
Menurut Tjokrodimuljo ada tahun 1996 di dalam sebuah teori teknologi beton, menyatakan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Faktor-faktor tersebut meliputi :
- Jenis semen
- Jumlah semen
- Sifat agregat
- Faktor air semen
- Kepadatan serta umur beton
Terdapat beragam model pilihan dalam melakukan perencanaan pada campuran beton. Beberapa diantaranya meliputi, perencanaan dengan model Role Note No. 4 yang sedang diteliti olej Ganville dan kawan-kawan.
Selain itu, model Amerika didasarkan atas ACI dan perencanaan model seperti di Inggris yang lebih dikenal sebagai DOE. Indonesia menggunakan serapan dari berbagai metode pilihan dan dimuat pada 03-2834-1993.
Tujuan dari perencaan mix design beton adalah guna mendapatkan jumlah ukuran perbandingan yang sesuai seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. rancangan adukan betun juga memiliki maksud memperoleh beton yang tepat dengan bahan dasar tersedia.
Baca juga: Harga Ready Mix
Terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam proses perencanaan dan perancangan kombinasi beton. Beberapa diantaranya seperti, workability, ekonomis, kuat tekan sesuai durasi waktu 28 hari dam ketahanannya.
Tahapan-Tahapan Dalam Perencanaan Campuran Beton
Terdapat beberpa hal yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan untuk menentukan bahan mix design. Beberapa yang patut menjadi perhatian yaitu, nilai standar deviasi, kuat tekan beton, nilai tambah, kuat tekan rata-rata, tipe semen, jenis agregat, nilai slump, nilai faktor air semen dan dan ukuran butir agregat maksimum. Berikut penjelasannya :
Kuat Tekan Beton yang Direncanakan
Perencanaan kuat tekan pada beton di umur 28 hari harus sesuai dengan syarat struktur dan keadaan setempat. kekuatan beton perencanaan untuk beton berkualitas tinggi berkisar 50 Mpa.
Nilai Standar Deviasi
Penentuan standar deviasi didasarkan atas tingkatan mutu pada pengendalian pelaksanaan kombinai beton dan volume pada adukan beton. Apabila mutunya semakin baik maka semakin kecil nilai standar deviasi. Nilai ini dapat diambil dari tingkat pengedalian pada mutu pekerjaan yang ditentukan sesuai SNI 03-2834-2000.
Mutu pengendalian sangat memuaskan memiliki sd berksar 2,8 Mpa, mutu sangat baik mempunyai Sd 3,5 MPa, mutu baik memiliki nilai Sd berkisar 4,2 MPa, mutu 5,6 MPa untuk penilaian kualitas cukup. Sedangkan Sd 7 MPa dan Sd 8,4 MPa untuk kualitas jelek dan tanpa kendali.
Baca juga: Harga U Ditch
Nilai Tambah dan Kuat Tekan Rata-Rata yang Diinginkan
Nilai tambah atau margin diperoleh dari nilai tetapan statistika. Nilainya sangat bergantung pada jumlah persentase kesalahan atau kegagalan hasil pengujian dengan nilai maksimal 5%.
Nilai tetapan tersebut berkisar 1,64 dan dikalikan dengan nilai standar deviasi perencanaan. Nilai kuat tekan rata-rata atau MPa dihasilkan dari nilai penjumlahan antara kuat tekan beton yang dirancanakan dengan nilai tambah atau margin.
Tipe Semen dan Jenis Agregat ( Kerikil dan Pasir)
Jenis semen harus dipilih agar nilai faktor air semen dapat ditentukan. Penggunaan semen sangat beragam sesuai dengan jenisnya. Salah satu jenis yang dipakai yaitu, jenis semen tipe 1. Penggunaan semen ini tidak membutuhkan syarat khusus. sesuai Standar Nasional Indonesia 03-2834-2000.
Standar kekasaran pasir dapat dibagi menadi beberapa kelompok didasarkan atas gradasi. Diantaranya meliputi, pasir halus, agak kasar, halus dan kasar. Golongan pada agregat kasar atau kerikil dapat dibedakan menadi dua yaitu, kerikil batu pecah dan kerikil alami.
Nilai Faktor Air Semen dan Nilai Slump
Nilai slump sangat berpengaruh terhadap kualitas percampuran beton. Selain itu, faktor air semen merupakan nilai banding yang dihasilkan antara berat air dengan berat semen yang dimanfaatkan dalam percampuran beton.
Penggunaannya adalah untuk menentukan nilai pada beton mutu rendah maupun beton mutu tinggi. Perolehan nilai fakto air semen dapat ditujukan dalam sebuah grafik yang memiliki hubungan kuat tekan rata-rata dengan faktor air semen. Tentunya, didasarkan atas umur benda uji dan jenis semen.
Baca juga: Harga Pagar Panel Beton
Ukuran Butir Agregat Maksimum
Ukuran pada agregat dapat mempengaruhi tingkat kekuatan beton. Apabila terdapat perbandingan bahan dengan campuran tertentu, kekuatan pada beton dapat berkurang jika ukuran maksimalya semakin besar, sekaligus dapat meningkatkan kesulitan dalam proses pengerjaan.
Penentuan ukuran dan betuk agregat dapat memepnegaruhi mudah tidaknya proses pengerjaan atau workability dan kuat tekan. Batasan ukuran pada butir agregat maksimal yang dipakai sebesar 40 mm. Terdapat beberapa syarat agregat yang digunakan untuk bahan bangunan.
Beberapa diantaranya, 1/5 jarak paling kecil antara bidang-bidang cetakan, 1/3 dari ketebalan plat dan ¾ dari jarak bersih minimum diantara batang tulangan, kabel prategang dan bundel tulangan.
Kadar air bebas pada mix design baton merupakan kebutuhan setiap meter kubik beton. Nilai ini dapat ditentukan sesuai dengan aturan SNI-2834-2000.